Berau–Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Abdul Rivai di Kabupaten Berau dilaporkan mengalami krisis keuangan serius. Hingga pertengahan Oktober 2025, manajemen rumah sakit belum membayarkan jasa pelayanan tenaga kesehatan selama empat bulan terakhir, periode Juli hingga Oktober 2025.

Keterlambatan ini telah memicu kekecewaan mendalam di kalangan dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya serta menimbulkan kekhawatiran akan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.

Masalah ini sebenarnya sudah berlangsung sejak Juni 2025. Jasa pelayanan yang tertunda merupakan bagian dari pendapatan utama rumah sakit yang berasal dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). RSUD dr. Abdul Rivai, sebagai rumah sakit terbesar dan fasilitas rujukan utama di Berau, kini menghadapi ancaman serius terhadap operasionalnya.

Sumber internal menyebutkan krisis tersebut dipicu oleh salah urus keuangan, termasuk dugaan praktik “gali lubang tutup lubang” dalam pengelolaan kas BLUD.

Keterlambatan klaim BPJS Kesehatan dan kebocoran anggaran juga memperparah kondisi keuangan. Tidak hanya tenaga medis, vendor penyedia obat dan alat kesehatan juga melaporkan keterlambatan pembayaran, sehingga pasokan alat medis mulai tersendat.

Dampaknya sudah terasa langsung terhadap tenaga kesehatan. Sekitar 50 persen pekerja mengaku kesulitan ekonomi serius akibat tertundanya pembayaran. Beberapa bahkan tengah mempertimbangkan untuk mundur jika masalah ini tidak segera diselesaikan.

Penurunan moral tenaga medis dan gangguan stok obat berpotensi menurunkan kualitas layanan pasien, bahkan mengancam kelangsungan operasional rumah sakit.

Seorang tenaga medis yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan:
“Kami merasa hak kami ditahan tanpa alasan pasti. Masalah ini sudah berulang tiap tahun.

Rasanya seperti naik turun yang tidak ada ujungnya. Sampai kapan kami harus bertahan?”Sayangnya, upaya konfirmasi pada Direktur RSUD dan Dewan Pengawas tidak mendapat respon.

Sikap diam manajemen justru memicu spekulasi dan ketidakpastian di masyarakat.

Masyarakat dan tenaga kesehatan mendesak Inspektorat Kabupaten Berau dan aparat penegak hukum segera mengaudit tata kelola keuangan RSUD secara menyeluruh.

Transparansi dan evaluasi dinilai krusial agar rumah sakit tidak mengalami kebangkrutan dan hak tenaga medis dapat segera terpenuhi.

Warga Berau berharap pemerintah daerah bisa segera turun tangan menyelesaikan krisis ini. “RSUD dr. Abdul Rivai adalah harapan utama masyarakat Berau.

Kami ingin pelayanan cepat pulih dan berjalan normal kembali,” ujar salah satu warga Tanjung Redeb.

  1. Red/Tim