JAKARTA – Terindikasi penggelapan karena menjual material berupa scaffolding sebanyak 33.457 batang milik PT Putra Sukses Bersaudara (PSB) yang bergerak dalam bidang Marine-General-Supplier Contractor, puluhan massa melakukan unjuk rasa (demo), di depan gedung PT Siemens Indonesia yang berlokasi di Jalan Jenderal Ahmad Yani No 67-68 Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur, pada Jumat (27/9/2024).
Unjuk rasa atau demo yang dikomandoi oleh Direktur PT Putra Sukses Bersama, Simson Sitinjak ini, dimulai pukul 9.30 WIB dengan cara menutup akses pintu keluar dan masuk kantor PT Siemens Indonesia.
Dalam tuntutannya, Simson Sitinjak meminta agar PT Siemens mengembalikan barang miliknya berupa scaffolding yang disewa oleh PT Siemens saat melakukan proyek pekerjaan Shell LNC Canada di Batu Ampat, Batam Kepulauan Riau (Keppri).
“Berdasarkan hasil audit independent barang itu harganya sekitar Rp 4.5 miliar. Dan jika barang saya itu tidak dikembalikan saat ini, maka pagar akses keluar masuk ke gedung Siemens ini kami tutup dan gembok,” ujar Simson Sitinjak kepada wartawan di depan kantor Siemens.
Dalam orasinya Simon Sitinjak menyatakan bahwa PT Siemens Indonnesia sangatlah keterlaluan karena sebagai perusahaan modal asing (PMA), telah begitu tega membunuh perusahaan lokal. Selain itu, dia juga sudah melakukan perbuatan melawan hukum (PMH) berdasarkan putusan pengadilan.
“PT Siemens Indonesia juga tidak memiliki itikad baik dalam menyelesaikan tindakan penggelapan barang milik saya yang telah dilakukannya,” ujar Simson seraya mengatakan bahwa segala upaya hukum sudah dilakukannya baik itu perdata dan pidana sudah tempuh, untuk menghadapi PT Siemens yang hingga kini tidak mau juga menjalankan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan nomor 693/Pdt.G/2023/PN.Jkt.Sel.
“Putusan tersebut menyatakan bahwa PT Siemens Indonesia selaku (tergugat) telah melakukan perbuatan melawan hukum dan diperintahkan untuk membayar sewa kerugian PT Putra Sukses Bersaudara sebesar Rp2,4 miliar dan mengembalikan fisik material scaffolding milik penggugat yaitu PT Putra Sukses Bersaudara atau milik Simon Sitinjak sebanyak 33.457 batang,” tandasnya.
“Jadi kami berunjuk rasa di sini untuk menuntut keadilan agar pihak PT Siemen mengembalikan terlebih dahulu barang bukti berupa scaffolding produk luar negeri yang dijual PT Siemens. Barang kami harus dikembalikan sekarang. Kami tidak mau tahu, kenapa barang milik kami (scaffolding) yang disewa dijual,” kata Simon seraya menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan upaya hukum pidana.
Perlu diketahui, saat pembangunan proyek shell LNG Canada di Batu Ampat Batam, PT Siemens pada Mei 2020 hingga Mei 2022, menyewa scaffolding milik Simon Sitinjak (Dirut PT Putra Sukses Bersaudara) dengan sewa Rp 300 juta per bulan. Namun setelah dilakukan pembayaran pertama, untuk seterusnya tidak ada lagi pembayaran, mengingat PT Siemens memberikan chek dan ternyata chek kosong (karena tidak bisa dicairkan-red) hingga nilai totalnya Rp 4,5 miliar.
Bukan hanya itu saja, perusahaan asal Jerman tersebut juga melakukan perbuatan melawan hukum yaitu menjual 33.457 batang scaffolding milik PT PSB tersebut. Karena hal itu terungkap dalam persidangan saat sidang perdata di Pengadilan Jaksel.
“Kan keterlaluan, sudah sewa tidak bayar, eh barang kita yang disewa digelapkan/ dijual. Selain itu pihak Siemens juga tidak memiliki itikad baik. Jadi sampai barang bukti milik kami dikembalikan, kami akan terus berunjuk rasa dan menempun jalur hukum lainnya,” kata Simon.
Simson pun menyesalkan sikap manajemen PT Siemens karena mengabaikan hasil kesepakatan bersama dihadapan Kapolres Batam dan disaksikan Dandim Kota Batam pada 31 Januari 2022.
“Saat itu manajemen PT Siemens Indonesia menyatakan material scaffolding milik perusahaan kami akan dikembalikan setelah proyek selesai dan juga akan dibayarkan sewa alat sebesar Rp4,5 miliar. Namun, sampai sekarang kesepakatan itu tidak dijalankan oleh pihak Siemens,” tandas Simson.
Terkait hal itu sejumlah wartawan mencoba untuk melakukan konfirmasi ke pihak manajemen PT Siemens Pulogadung, tetapi tidak bisa karena sejumlah security berjaga-jaga, dan pintu gerbang ditutup. (Amri)
Tinggalkan Balasan