banner 728x250
News  

M.Udin Soroti Musibah Kebakaran Pabrik Smelter Nikel PT.KFI

KALTIM Banua Nusantara-Musibah kebakaran di pabrik smelter Nikel PT Kalimantan Ferro Industri (KFI) Kelurahan Pendingin, Kecamatan Sanga-Sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara. Mendapat sorotan dari M.Udin dari anggota Komisi 3 DPRD Provinsi Kalimantan Timur.

Udin panggilan akrab kepada legislator Fraksi Golkar ini, meminta kepada pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Timur untuk mengevaluasi kinerja pabrik Nikel yang ada di Pendingin tersebut. Saat ditanya media usai Rapat Paripurna Ke-38 di gedung B DPRD Provinsi Kalimantan Timur, Karang Paci, Jl.Teuku Umar, Samarinda. Senin (16/10/2023).

Dimana baru beroperasi namun sudah menelan 2 korban jiwa. Dari kedua korban tersebut diketahui merupakan warga negara asing (WNA).

Menurut informasi disebabkan tungku pemanas batu bara yang meledak, sehingga menimbulkan percikan api. Membuat area pabrik terbakar dan minimnya alat kebaran.

Dari insiden tersebut terlihat pabrik Nikel yang ada di Pendingin itu belum siap beroperasi, karena belum memiliki standar-standar keselamatan tenaga kerja. Seperti alat pemadam kebakaran dan Safety Nya.

“Ini mengerikan ya, dengan kejadian kemarin kalau sampai terjadi lagi berapa korban jiwa yang akan bermunculan kalau terjadi percikkan api dan sebagainya,” ucap Udin mengingatkan.

Lalu Udin melanjutkan,” dalam tayangan yang beredar di medsos banyak terdengar teriakan-teriakan. Kami berharap ini yang terjadi terakhir kali. Ini akan menjadi catatan dan evaluasi. Baik pemerintah dan DPRD Kaltim agar turun langsung kelapangan untuk mengecek sistem keamanannya dan sistem keselamatan yang ada di perusahaan tersebut.”

Untungnya kejadian tersebut tidak terjadi pada tenaga kerja lokal, kalau terjadi pada tenaga lokal kemungkinan lebih banyak korbannya.

Politisi partai Golkar tersebut juga meminta meninjau ulang terhadap izin AMDAL yang dimiliki, apakah ini sudah sesuai dengan pembangunan nya atau belum.

“Kami dari Komisi 3 dan saya pribadi belum melihat terkait dengan AMDAL tersebut. Kami minta Pj Gubernur mengecek langsung AMDAL nya apakah sesuai dengan perusahaan tersebut, berdiri dekat pemukiman penduduk,” kata Udin.

Jangan sampai terjadi, pemukiman makin besar dan padat, jika terjadi insiden makanya korbannya bisa sampai ke pemukiman.

Udin menyebut kalau memang pabrik smelter Nikel PT. KFI sudah siap beroperasi, seharusnya sudah siap juga dengan segala infrastrukturnya.

“Kami pribadi menilai memang belum siap perusahaan ini beroperasi. Kesannya dipaksakan beroperasi dengan safety dan keselamatan yang kurang memadai,sehingga terjadinya bencana kebakaran. Alat Hydrant pemadam kebakaran alat atau terminal penghubung untuk bantuan darurat saat terjadi kebakaran belum siap, APAR (alat pemadam api ringan) belum siap. Inilah menyebabkan korban makin banyak,” tandas Udin saat ditanya media tentang kesiapan perusahaan.

Melalui Komisi 3 M.Udin akan mengusulkan kepada pimpinan untuk melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan perusahaan, agar mengusut tuntas apa penyebab kebakaran tersebut sampai bisa terjadi. Termasuk meninjau dan mengevaluasi.

“Evaluasi tentang perizinannya, evaluasi AMDAL nya, evaluasi keselamatannya termasuk sefetinya dan termasuk evaluasi tentang keberadaan pemukiman yang ada dekat dengan area pabrik tersebut. Sehingga makin besar perusahaan, makin banyak aktifitas sehingga bisa merembet ke pemukiman,” pungkasnya.(Surya/Dedi)