Berau – Sebuah truk bermuatan kayu diduga hasil pembalakan liar terjungkal di kawasan Gunung Juminten, Kelay, Berau, pada Minggu (28/9/2025) pagi.

Kejadian ini tidak hanya menyebabkan muatan kayu tumpah di jalan poros utama Berau–Samarinda, tapi juga memicu kemacetan panjang dan membuka mata publik akan maraknya aktivitas ilegal logging yang selama ini tersembunyi.

Truk bernomor plat KT. 8239 NS itu membawa kayu yang diduga ilegal dengan tujuan akhir Samarinda. Seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa mayoritas truk pengangkut kayu di jalur ini berasal dari penebangan liar hutan sekitar.

“Semua orang tahu ini kayu ilegal, tapi anehnya aparat tampak abai. Seperti ada permainan dari hulu sampai ke jalan,” ujarnya dengan penuh keprihatinan.

Kondisi ini menunjukkan betapa pembalakan liar makin merajalela tanpa ada tindakan tegas dari aparat hukum, yang justru dinilai lemah dan lamban dalam pengawasan. Warga pun semakin khawatir kondisi hutan di Berau yang kaya ekosistem ini akan rusak parah, mengancam kelangsungan lingkungan dan masa depan daerah.

Secara hukum, penebangan dan pengangkutan kayu tanpa izin jelas melanggar Pasal 83 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan, yang mengancam pelaku dengan hukuman penjara 1–5 tahun serta denda hingga Rp2,5 miliar. Bahkan, jika bukti keterlibatan pihak lain muncul, mereka dapat dikenai sanksi Pasal 94 UU P3H sebagai fasilitator peredaran kayu ilegal.Masyarakat Berau menyuarakan harapan besar agar aparat penegak hukum mengambil langkah tegas, bukan hanya menangkap sopir truk, tapi juga membongkar jaringan besar yang mengendalikan peredaran kayu ilegal ini.

“Kalau dibiarkan, hutan kita akan gundul dan bencana ekologis tak terhindarkan,” tegas warga tersebut.

Insiden tergulingnya truk kayu di Gunung Juminten ini jadi peringatan keras bahwa pembalakan liar di wilayah Labanan hingga Kelay bukan rahasia lagi.

Kini, publik menunggu sikap nyata dari aparat hukum: menutup celah ilegal logging atau membiarkan kelestarian hutan Berau terus hilang.

Tim/Red