Samarinda – Perkembangan kondisi global dan dinamika struktur ekonomi daerah menjadi tantangan dalam menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif. Senin (3/2/2025)
Ketidakpastian kebijakan negara maju, khususnya Amerika Serikat, turut mempengaruhi arus modal serta aktivitas ekspor-impor Indonesia, sehingga perlu diantisipasi dengan langkah strategis di tingkat daerah.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, Budi Widihartanto mengatakan Dalam langkah untuk mendukung ekonomi daerah sinergi dan kolaborasi ini sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, ketahanan pangan yang sesuai dengan asta cita.
“Pertumbuhan ini tentunya dapat dicapai tidak lain dengan kontributor utama di wilayah timur karena masih banyak daerah timur yang masih dapat dioptimalkan“ ungkap Budi di kegiatan Rapat koordinasi Rapat Koordinasi Pimpinan bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan dan Perbankan Samarinda 2025 pada 31 Januari 2025.
Ke depan, sinergi dan kolaborasi antara Bank Indonesia, OJK, dan perbankan akan terus diperkuat untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang stabil, inklusif, dan berkelanjutan. Dengan langkah bersama, diharapkan sistem keuangan yang lebih kokoh dapat memberikan manfaat luas bagi masyarakat.
Sementara Kepala OJK Kaltim dan Kaltra Kaltim Parjiman menuturkan Stabilitas sektor keuangan tetap terjaga di tengah ketidakpastian global. Hal ini tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) yang menurun dari 1,65 persen menjadi 1,08 persen, serta tren kredit perbankan yang tumbuh sebesar 8,57 persen (yoy) pada Desember 2024.
Dilihat lima sektor utama penyaluran kredit perbankan di Kalimantan Timur berdasarkan lokasi bank meliputi: Pemilikan Peralatan Rumah Tangga 21,15 persen Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan 15,22 persen, Perdagangan Besar dan Eceran 14,54 persen, Pertambangan dan Penggalian 9,84 persen dan Pemilikan Rumah Tinggal 9,11 persen.
Sementara berdasarkan lokasi proyek, sektor dengan penyaluran kredit tertinggi adalah Pertambangan dan Penggalian 21,55 persen, Pertanian, Perburuan, dan Kehutanan 18,41 persen, Pemilikan Peralatan Rumah Tangga 10,96 persen, Perdagangan Besar dan Eceran 10,69 persen, Industri Pengolahan 8,46 persen dan Konstruksi 6,18 persen.
Setelah sesi pemaparan, rapat koordinasi dilanjutkan dengan diskusi mengenai program kerja yang dapat disinergikan dalam setahun ke depan. Melalui kolaborasi antara Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur, OJK Kaltim-Kaltara, dan perbankan, berbagai peluang kerja sama diidentifikasi untuk mendukung efisiensi dan dampak ekonomi yang lebih luas.
Sebagai tindak lanjut, BI Kaltim dan OJK Kaltim-Kaltara berkomitmen menguatkan literasi dan edukasi keuangan, termasuk inklusi keuangan, perlindungan konsumen, serta kampanye Cinta, Bangga, Paham Rupiah dan keuangan digital. mendorong inovasi digitalisasi pembayaran serta peningkatan akseptasi transaksi digital, memperkuat akses pembiayaan bagi UMKM dan ketahanan pangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Sebagai bentuk membangun kepedulian sosial BI Kaltim bersama BMPD dan PMI menyelenggarakan Aksi Donor Darah “The Power of We” yang diikuti oleh pegawai Bank Indonesia, OJK, dan Perbankan Samarinda. Sebanyak 213 orang pendaftar dan berhasil diperoleh 152 kantong darah.
(Hmd).