banner 728x250
News  

Kajati Kaltim Tekankan Kedaulatan Penuntutan dan Peran Advocaat Generaal, pada Peringatan Ulang Tahun Kejaksaan Ke-79

SAMARINDA – Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar upacara peringatan Ulang Tahun (HUT) Kejaksaan ke 79, dan dilanjutkan dengan syukuran penotongan tumpeng dan pemotongan kue oleh Ketua Ikatan Adhyaksa Darmakarini (IAD) didepan kantor Kejati Kaltim pada (2/9/2024).

Dalam upacara HUT Kejaksaan ke-79 ini, bertindak sebagai inspektur upacara, Kepala Kejaksaan Tinggi Kalimantan Timur Dr. Iman Wijaya SH M.Hum. Sedangkan pesertanya Wakajati Kaltim Victor Antonius Saragih Sidabutar para Asisten, Kabag TU, Para Koordinator dan seluruh pegawai Kejati Kaltim, beserta para Kejari dan Kasie se Kalimantan Timur.

Dalam amanat Jaksa Agung, Iman Wijaya mengatakan Alhamdulillah karena kita dapat berkumpul disini, untuk melaksanakan Upacara Peringatan Hari Lahir Kejaksaan Republik Indonesia Ke-79 Tahun 2024, dengan tema “Hari Lahir Kejaksaan sebagai Simbol Terwujudnya Kedaulatan Penuntutan dan Advocaat Generaal”.

“Tepat pada hari ini, 79 tahun yang lalu. Saat Negara Indonesia baru 15 hari memproklamasikan kemerdekaannya, institusi yang kita cintai ini dilahirkan,” ujar Iman dalam amanatnya pada Senin (2/9/2024).

Menurut Iman dengan dilantiknya Meester de Rechten Gatot Taroenamihardja, sebagai Jaksa Agung pertama bersama dengan pembentukan Kabinet Presidensial pertama di Indonesia inilah yang menandai dimulainya peran Jaksa Agung dan Kejaksaan dalam mempertahankan kedaulatan hukum Indonesia.

Walaupun saat ini Kejaksaan telah genap berusia 79 tahun. Tapi upacara peringatan Hari Lahir Kejaksaan baru pertama kali kita selenggarakan, paska diberlakukannya Keputusan Jaksa Agung Nomor 196 Tahun 2023 tentang Hari Lahir Kejaksaan RI.

Penentuan dan penetapan Hari Lahir Kejaksaan ini tidak ditentukan secara tiba-tiba. Tapi melalui hasil penelitian panjang dari para Ahli Sejarah yang bekerja sama dengan Kejaksaan untuk menelusuri, menemukan, dan mengumpulkan arsip-arsip nasional yang tersebar di dalam maupun di luar negeri, terutama di Belanda.

Lebih lanjut Iman mengatakan mungkin sebagian dari kita bertanya-tanya, mengapa penetapan Hari Lahir Kejaksaan perlu ditentukan?

Selain menjadi pengingat akan sejarah panjang perjuangan Kejaksaan dalam menegakkan hukum dan keadilan di Negara Kesatuan Republik Indonesia, penentuan hari lahir Kejaksaan ini memiliki urgensi, diantaranya:

Pertama, menegaskan keberadaan Kejaksaan sebagai lembaga yang berdiri sejak awal
kemerdekaan. Hal ini menunjukkan pentingnya peran Kejaksaan dalam menjaga stabilitas dan keamanan negara.

Kedua, meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang pentingnya penegakan hukum. Dengan memperingati hari lahirnya, Kejaksaan mengajak masyarakat untuk lebih peduli terhadap masalah hukum dan ikut serta dalam menciptakan lingkungan yang kondusif.

Ketiga, memperkuat soliditas dan semangat
kebersamaan di kalangan insan Adhyaksa.
Peringatan ini menjadi momen bagi seluruh jajaran Kejaksaan untuk saling mendukung dan meningkatkan kinerja.

Keempat, mewujudkan komitmen Kejaksaan bahwa Kejaksaan dilahirkan untuk terus memberikan pelayanan terbaik dan selalu hadir di tengah masyarakat melalui penegakan hukum yang berkeadilan.

“Selama ini kita memperingati Hari Bhakti Adhyaksa (HBA) tanggal 22 Juli setiap tahunnya, mungkin masih banyak di antara kita yang menganggap peringatan HBA sebagai Hari Lahir Kejaksaan, padahal Kejaksaan lahir jauh sebelum itu,” jelasnya.

Menurut Iman berbeda hari lahir, HBA mulai kita peringati sejak tanggal 22 Juli 1960. Pada tanggal tersebut, terjadi perubahan mendasar pada struktur kelembagaan Kejaksaan.

Berdasarkan rapat kabinet kata Iman telah diputuskan bahwa Kejaksaan, yang pada masa itu Departemen Kejaksaan menjadi lembaga mandiri, terpisah dari Departemen Kehakiman sebagaimana yang dituangkan dalam Keputusan Presiden Nomor 204/1960 tanggal 1 Agustus 1960.

Oleh karena itu, lanjut Iman ke depannya untuk menumbuhkan kesadaran terhadap Hari Kelahiran Kejaksaan yang jatuh pada tanggal 2 September 1945, maka Peringatan Hari Bhakti Adhyaksa setiap tanggal 22 Juli cukup dilaksanakan hanya dengan kegiatan syukuran.

Sedangkan, Peringatan Hari Lahir Kejaksaan
Republik Indonesia setiap tanggal 2 September, kata Iman kita semua dapat melaksanakannya dengan Upacara, syukuran, dan berbagai rangkaian kegiatan sederhana yang pada prinsipnya tanpa mengurangi makna dan kekhidmatannya.

“Pada peringatan Hari Lahir Kejaksaan ke-79 ini, kita mengangkat tema “Hari Lahir Kejaksaan sebagai Simbol Terwujudnya Kedaulatan Penuntutan dan Advocaat Generaal” jelasnya.

Tema besar ini ungkap Iman mencerminkan komitmen kita dalam menjaga kedaulatan hukum dan peran sebagai Advocaat Generaal. Tentunya tugas ini tidaklah mudah. Kita sering dihadapkan pada berbagai tekanan, baik dari dalam maupun luar, yang berpotensi mengganggu integritas dan kemandirian penegakan hukum.

“Namun, sebagai insan Kejaksaan yang menerapkan nilai-nilai Tri Krama Adhyaksa, memiliki tanggung jawab besar untuk tetap teguh berdiri di atas prinsip-prinsip hukum dan keadilan,” ungkapnya.

Een En Ondeelbaar

Berdasarkan hal itu, Iman tekankan kedaulatan penuntutan dan peran Advocaat Generaal merupakan dua hal yang saling berkaitan erat dalam upaya mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan di Indonesia.

“Sejalan dengan tema hari lahir tahun ini, saya ingin menekankan pentingnya semangat jiwa korsa dalam menjalankan tugas kita. Kejaksaan adalah satu dan tidak terpisahkan, een en ondeelbaar,” ucapnya

Sebelum menutup amanatnya, Iman mengajak semua peserta upacara untuk menjadikan peringatan Hari Lahir Kejaksaan ini sebagai titik tolak untuk memperbarui semangat pengabdian dan dedikasi kita kepada bangsa dan negara. Kita adalah benteng terakhir keadilan, kita adalah pengawal kedaulatan hukum.

Selamat Hari Lahir Kejaksaan Republik Indonesia ke-79 Tahun 2024. Teriring doa dan harapan, semoga Korps Adhyaksa semakin baik, tangguh, dan jaya. “Dirgahayu Kejaksaan Republik Indonesia,” tandasnya. (Amris/Dedi)